10 April 2009

Harga Pin

HARGA Pin Dan Gantungan Kunci


Bagi sahabat yang mau bergabung dengan pindig untuk membuat pin ataupun gantungan kunci berikut Daftar Harga PIN dan Gantungan Kunci:

PIN dengan Bahan Mika
uk. 4.4 Cm = 2.500;-
uk. 5.8 Cm = 3.000;-

Dengan Laminasi Doft harganya ditambah 500

Gantungan Kunci dengan Bahan Mika
uk. 4.4 Cm = 3.500;-

Dengan Laminasi Doft harganya ditambah 500

Harga nya akan MURAH jika sabahat memesan dalam Jumlah yg Besar dan akan mendapat kan BONUS. Segera bergabung dengan dengan pindig.



Salam Pindig
Berbisnis dengan HATI

Dedek Inda
0815 3320 1215

29 December 2008

Buat Pin by: .::pindig::.

Bukan sekedar bercerita tapi mengajari...tak perlu berteori tapi kita langsung praktek....

Okeh kita mulai dari alat-alat yang dibutuh kan dalam membuat pin. Sebelumnya saya ada buat tentang alat-alat yg dibutuhkan, sekedar me-review kembali ingatan kita
1. Press Pin
2. Moulding
3. Injek Paper
4. Bahan Baku Pin
5. Cutting

Semua alat tersebut spt berikut:

Photobucket

1. Press Pin
Alat ini berfungsi untuk mem-press pin yang ada pada moulding. Alatnya masukkan Kaleng (spt pd gbtr diatas) pd mould sebelah kiri, kemudian timpa dengan kertas yg telah dipotong dgn cutter khusus dan kemudian masukkan laminasi nya (bisa bahan mika, dop, kanvas dll) dan kemudian press. Setelah itu pada sebelah kanan masukkan plastik yg berwarna putih dan kemudian Press kembali. Hasilnya ada pada gambar disebelah kanan. Pin Biologi Unimed

2. Moulding
Alat ini seperti yang dijelaskan Bagian atas berfungsi untuk menampung pin untuk di press.

3. Injek Paper
Kalau sebelumnya saya tulis menggunakan PhotoPaper... tp kali ini tidak lebih baik menggunakan injek paper selain harganya lebih murah,,, tapi kualitasnya lebih bagus dibanding dengan menggunakan photopaper.

4. Bahan Baku Pin
Bahan Baku pin dapat dilihat diatas. Pada umumnya grosir yang menjual bahannya berupa plastik putih atau hitam beserta platnya. Tapi ada beberapa juga yang menjual lengkap dengan laminasi Mika (plastik)

5 Cutting
Cutting atau pemotong berfungsi untuk memotong kertas dengan bentuk bundar spt diatas. Alatnya sebagai berikut
Photobucket

Bagaimana masih penasaran buat Pin?? gak susah bukan?? Tinggal kita munculkan saja ide-ide kreatifitas kita untuk mendesign dan menjualnya...

Tetap semangat... Bangkitlah Indonesia ku... Jangan Mau di "Perbudak" Bangsa lain... Jadikan Rakyatmu, Rakyat yang Mandiri....!!!!!!

Koleksi Pin jadi Sahabat Pindig

Beberapa koleksi Pesanan Sahabat Pindig... keren-keren euy,,,, gak percaya?? nih...








Photobucket


No.1
Untuk Aksesoris Pernikahan... nah ini banyaknya 200biji waktu pengerjaan cuma 1 hari... wah cepet bgt yah... Semangat

No.2
Nah itu pin nya di kemas dalam plastik... 1 plastik isinya 50biji

No.3
Hm... itu gantungan kuninya,,, ada 2 design...

No.4
Nah ini pesanan dari adek Kelas... ada pin myQuran... dan beberapa pin Ulang tahun...

No.5
Ini yang keren,,, Pin KAMMI USU... pesanan sebanyak 80biji

tuh kan keren-keren....

08 February 2008

Menjadi Boss Bagi Diri Sendiri

Anda mulai panas? Anda pikir Anda sudah mempunyai apa yang diperlukan untuk menjadi seorang wiraswastawan? Anda sudah baca semua kisah sukses tentang orang lain dan itu membuat anda ”kepanasan”? Benar, pembaca, kalau itu terjadi, tiba saatnya untuk menjadi boss bagi diri Anda sendiri. Tapi, apakah Anda sudah siap meninggalkan pekerjaan yang bagus dan nyaman dengan gaji bulanan, kantor modern, sekretaris yang efisien, dan perasaan aman yang datang pada saat anda bekerja untuk sebuah organisasi yang mapan?


Seorang teman yang telah bertahun-tahun bekerja pada perusahaan penerbangan nasional terbesar, dengan ribuan staf, gaji jutaan, fasilitas lengkap, tiba-tiba saja memutuskan keluar dan berwirausaha. Kata-kata yang pertama diterimanya adalah,
”Apakah kamu gila?”, ….”Kamu menghancurkan sebuah karir yang menjanjikan”…..dan caci maki lainnya. Belum lagi perasaan anak-istri, orangtua dan saudara lainnya yang tidak bisa berucap...
Diperlukan keberanian besar untuk menulis surat pengunduran diri. Masih yakinkah Anda mempunyai segala sesuatu yang akan mengantarkan Anda menjadi seorang wiraswastawan sukses? Lalu apa yang akan Anda kerjakan? Peraturan pertama kewirausahaan, latihlah diri Anda untuk melihat kekosongan atau celah di pasar, lalu mengisinya.

Lihatlah sekeliling Anda. Lihatlah orang di jalanan, mereka yang duduk di belakang mesin jahit, pelayanan apa yang akan dia berikan? Lihatlah wanita perempuan penjual sate ayam di dekat penginapan murah itu, mengapa ia pilih lokasi itu? Bagaimana dengan hotel baru di jalan utama itu, mengapa bisa begitu sukses? Bagaimana dengan orang yang bekerja di bagian komputer itu bisa sangat sukses dalam bisnis program perangkat lunaknya sendiri?


Ada satu jawaban singkat untuk semua pertanyaan ini: bisnis ini eksis karena ada yang membutuhkan mereka. Tidak peduli apakah Anda berusaha dengan paha ayam, rumah makan bagus atau website. Atau, apakah anda berbicara tentang putaran harian Rp100.000 atau Rp.100.000.000. Dari mulai Tanah Abang – Jakarta Pusat, Glodok – Jakarta Pusat, bahkan daerah Sawangan, Depok Privinsi jawa Barat, prinsipnya sama:

  • Keberhasilan dalam bisnis
  • Bekerja dengan prinsip
  • Menemukan sebuah kekosongan
  • Dan mengisinya!


Ketika dunia laki-laki digemparkan dengan ditemukannya pil biru Viagra yang sebenarnya adalah obat pemacu jantung, tapi kemudian jadi pemacu organ kejantanan pria, beberapa tahun lalu serentak seluruh dunia mempublikasikannya (ingat, Viagra tidak pernah beriklan di media manapun). Hasilnya, Viagra menjadi product of the year dan menghasilkan miliaran dollar bagi penemunya.


Kasus Viagra di dunia, rupanya memberikan inspirasi bagi Simon Jonathan. Setelah sebelumnya sukses melahirkan Extra Joss, yang menghasilkan ratusan miliar, kemudian muncullah Irex yang kurang lebih sama fungsinya dengan Viagra. Dengan tag line ”Kado Ulang Tahun Mama”, dan dikemas dengan iklan yang diperankan oleh laki-laki kurus kering dan loyo, tiba-tiba menjadi perkasa setelah meminum Irex, hasilnya, produk ini meledak di pasaran. Ya, mereka jeli melihat peluang, kekosongan dan mengisinya.
Lalu mengapa bukan Anda yang melakukan ini? Jika Anda yang pertama menawarkan kepada publik sesuatu yang dibutuhkan publik dan tidak didapatkan dari orang lain, atau jika Anda berhasil mengantisipasi sebuah kebutuhan di masa depan, Anda memiliki sebuah kesempatan bagus untuk menjadi kaya. Sampai saat adanya kompetisi, Anda akan memiliki semua pasar itu sendirian.


Sejarah memberikan banyak contoh wiraswastawan yang menjadi sukses dengan memenuhi atau mengantisipasi kebutuhan akan produk baru. Isaac Merit Singer memproduksi mesin jahit yang cocok untuk bekerja di ruang terbatas, bahkan di dalam kamar sekalipun. Henry Ford memakai metode jalur perakitan untuk memproduksi mobil yang bisa dibeli orang biasa. George Eastman melihat kebutuhan akan kamera kecil yang bisa dibawa-bawa. Ray Krock dari Mc Donald melihat potensi usaha waralaba makanan cepat saji.
Darimana datangnya gagasan-gagasan seperti itu? Ada tiga macam sumber gagasan.
Pertama, pekerjaan Anda. Pekerjaan yang sudah Anda kerjakan bisa menjadi sebuah potensi sumber gagasan, Karena disitulah naluri bisnis Anda sudah dikembangkan.
Kedua, hobi atau minat Anda di luar pekerjaan, karena itu adalah sebuah wilayah lain dimana Anda memiliki suatu perasaan alamiah.


Sumber ketiga, adalah apa yang sering disebut orang sebagai ”observasi pejalan kaki”, atau mengenali sebuah peluang melalui suatu perjumpaan biasa, atau suatu insiden dalam kehidupan sehari-hari Anda.
Kalau Anda yang pertama, maka Anda tidak harus brilian. Nanti Anda akan memiliki waktu untuk mengembangkan dan memperbaiki segala sesuatu yang pemah Anda lakukan. Tapi ketika yang lain mulai berkompetisi dengan Anda, maka Anda harus menjadi yang terbaik.

24 January 2008

Jadi Pengusaha, Jangan Banyak Mikir

Bayangkanlah sesuatu yang menyenangkan seperti keuntungan di satu sisi, namun di sisi lain ciptakan pula suasana kepepet. Suasana seperti itu akan membangun motovasi kerja agar selalu berusaha.

Hal itu dibuktikan Nanang Fauzi, pengusaha kelahiran tahun 1975 yang mengelola Bakso Kota, Donat Boyz, Apotek Dahlia II, III, Apotek Seruni, dan sejumlah usaha lain, Bagaimana bisa?

Ketika duduk di bangku SMA, Nanang Fauzi tergolong aktif di Sispala. Ia menyukai petualangan dan memperhatikan suasana di lingkungannya. Itulah sebabnya, beberapa daerah disinggahinya seperti Malang, Bandung dan DI Yogya.
Ketika berada di Yogya, Nanang mengambil
mata kuliah fotografi. Namun, karena kesuntukannya mengamati peristiwa di lapangan, ia banyak berada di jalan. Itulah sebabnya, kata Nanang, pilihan kala itu adalah makan atau tidak makan. Nanang banyak melihat kehidupan kecil. Nah, justru sikap mental seperti itulah yang menurut Nanang dibutuhkan di dunia bisnis.
"Tidak diperlukan pemahaman tentang matematika. Itu sama sekali tak terpakai,"paparnya."Justru bisnis sama dengan intuisi, yakni feeling. Ternyata intuisi itu adalah berpikir yang sangat cepat. Berpikir seperti orang yang tidak berpikir."
Ada naluri pribadi yang menggelisahkan tatkala melihat fakta-fakta di lapangan - bahwa dengan begitu cepat ia mengatasi keadaan."Ada manajemen of kepepet," cetus Nanang. Bekal itu memang sudah nampak ketika masih kecil. Ia mengaku tergolong anak bandel. Pada masa SMA misalnya, selalu berpindah-pindah. Lama ia baru mengetahui bahwa itu merupakan sikap "memberontak", mengapa?
"Duduk manis dan berseragam, itu yang kurang menyenangkan bagi saya. Justru ada naluri energik yang nempaknya tidak tersalurkan,"katanya.
Ketika feeling sudah terasah dengan baik, maka secara otomatis setiap kali mengalami peristiwa tertentu akan begitu saja berjalan. Misalnya kalau melihat bangunan tertentu di suatu lokaasi, intuisi bisnis bergerak sangat cepat."Saya terbiasa seperti itu dan tidak punya teori apa-apa," ujar Nanang.

Tak Banyak Mikir
Pebisnis senantiasa ingin punya komunitas yang sama untuk berbagi. Itulah sebabnya, setiap minggu Nanang selalu berdialog dan berdiskusi. Ternyata, dari pengalamannya di lapangan, ada asumsi bahwa bisnis itu tidak perlu mikir."Bisnis itu seperti orang yang berada di kamar mandi dan pasti sukses. Kalau airnya belum ada tunggu airnya mengucur. Jarang mandi tidak sukses,"paparnya mengandaikan.
Selama ini oran gberpikir terbentur modal. Apakah hal tersebut alasan tepat? Bagi Nanang, itu alasan klasik. Pertanyaannya, apakah di tiap negara pebisnis mengalami persoalan yang sama?Ternyata, pernyataan itu lebih cenderung karena kultur semata mengingat bisa jadi alasan modal merupakan warisan generasi sebelumnya.
Hal yang utama dan terberat dalam memulai bisnis adalah pola pikir. Sedangkan sesuatu yang terpenting adalah,"Tidak boleh berpikir negatif. Rugi atau bagus harus tetap berpikir positif."Karena, tantangan ketika memulai usaha adalah ketika jatuh kehilangan banyak hal. Itu mesti dimaknai sebagai sebuah perjuangan. "Sering ada car berpikir yang negatif thinking. Padahal, kalau berpikir positif, misalnya ya bangkrut, ya sudahlah. Enteng-enteng sajalah. Anggap kalau bangkrut karena kurang beramal. Kemudian bangun lagi mimpi. Harus pertahankan mimpi-mimpi. Bisnis tidak ada yang berat,"urai Nanang.

Banyak di Jalan
Nanang, ketika kuliah di Jogja sebelum tahun 1988, lebih banyak menghabiskan waktu di jalan. Ia hobi membuat sesuatu. Kebetulan, sekolahnya di dekat pasar Bringharjo. Disana sering memberi onderdil yang dirakit. Kala itu bertemu orang-orang yang membuat kerajinan kulit. Ikutlah Nanang terjun kesana. Barang-barang bekas dibeli dengan harga murah dan dijadikan lampu atau kap meja. Itu semua dipelajari secara otodidal. Sedangkan akses pasar cukup besar.
Kala itu ada MoU dengan IMF bahwa kulit mentah boleh diekspor. Aturan tersebut membuat perajin lokal rada kebelinger karena tidak kebagian kulit di negaranya sendiri. Bagaimana perajin lokal bersikap? Nanang mengibaratkan seorang pebisnis itu mesti bersikap seperti maling, yan gmanakala kepepet selalu berusaha mengatasi masalah dengan segera. Nah, keadaan yang kepepet memunculkan inisiatif dan siasat agar tetap eksis.
Nanang memang memulai bisnis dari usaha kecil seperti jerajinan tangan, membuat keranjang sampah, box koran, dan lain-lain. Suatu kali. ia membaca sebuah buku terbitan Jepang yang berisi upaya mengolah kertas koran menjadi barang kerajinan. Nampaknya, usaha tersebut menarik perhatiannya. Caranya, kertas koran diplintir dan disambung menjadi tali. Setelah dianyam, menghasilkan benda kerajinan yang bagus. Ternyata hasil olah karya itu di Jogja tidak direspon. Hebatnya, ketika dipamerkan di luar negeri banyak konsumen yang tertarik.
Nanang pun memulai produksi yang dimodali pihak lain dalam wadah kelompok "Ilalang", kemudian mengikuti sejumlah pameran kerajinan atas nama pemodal.
Kelompok perajin ini beranggotakan 60 orang, diantaranya terdiri dari ibu-ibu rumah tangga yang berkerja menganyam bahan menjadi benda kerajinan di rumahnya. Nah, modal yang diperlukan Nanang hanya Rp. 300 - Rp. 400 ribu," Itu pertama bahan yang dibeli untuk eksperimen awal," cetusnya. Sampai sekarang di Desa Kayeng ada kampung khusus yang banyak perajin yang tergolong jenis kerajinan tersebut diinisiatori Nanang. Karena beberapa hal. kampung itu ditinggal karena Nanang harus pulang kampung.
Di Lomboj Nanang memulai usaha baru dengan memanfaatkan tulang dan batok kelapa yang banyak jumlahnya di Lombok. Setelah usaha itu digeluti, ternyata pihaknya terbentur persoalan marketing. "Di Lombok agak susah karena beberapa persoalan. Itu terjadi tahun 2002," katanya.Karena mengalami kegagalan, pada tahun 2003 Nanang mulai frustasi. Disela-sela kegagalan itu, ia kembali ke orang tuanya. Secara kebetulan sang ibu merupakan pemilik Apotek Dahlia.
Kendati orang tuanya merupakan orang berada, Nanang enggan bergantung. Ketika bicara profesionalisme, tetap ada ketentuan-ketentuan yang berlaku. Kalau ada hutang tetap di lunasi, terlebih jika sudah berkeluarga. Namun bersama orang tua membuat Nanang trus belajar. Kemanapun sang Ibu pergi tetap diikuti. Selama tiga sampai empat bulan bekerja pada usaha orang tuanya, Nanang mengaku masih bimbang. Setelah itu, demi melihat Apotek Dahlia yang selalu ramai, ia melihat ada peluang untuk membuka cabang di tempat yang lebih luas.
Kenapa harus membuka cabang? Dari segi image, Apotek Dahlia lumayan bagus dengan citra obat murah dan lengkap. Nanang kemudian mencari posisi yang tidak jauh dari apotek. Langkah awal yang dilakukan adalah lokasi, kemudian meminjam obat."Modal awal sekitar Rp 10 juta yang dibutuhkan untuk mengurus izin apotek, etalase, beli permadani, kulkas sampau jadi makelar tanah," katanya. Sewa tempat dilakukan dengan perjanjian dibayar di belakang. Nanang minta waktu kepada pemilik tanah agar diberikan kesempatan berusaha."Itu yang saya bilang memulai bisnis tanpa modal,"katanya.
Tidak perlu waktu lama, hanya sekitar dua mingguatau 1 bulan, sudah banyak konsumen yang mengarah ke Dahlia II. Namun oleh orang tuanya obat dibatasi maksimal senilai Rp 20 juta. Lewat berbagai upaya, hanya dalam waktu setahun dana yang berputar telah mencapai Rp 200 juta. Artinya, kondisi kepepet bisa menjadi salah satu modal mengoptimalkan kemampuan diri. "Hal itu harus terus dibiasakan. Sedangkan kalau mengalami suskses berbahaya. Itu sebabnya saya menciptakan kondisi kepepet,"tutur Nanang.
Pada prinsipnya semua bisa diatur. Namun demikian membiasakan diri berpikir positif sehingga peluang terbuka lebar. Ketika suatu hari tidak punya uang, maka lobi pun bisa dilakukan. Pengertian dipercaya oleh pihak lain bukan tepat waktu, melainkan dalam hal-hal lain menyangkut keyakinan orang terhadap diri kita.
Pengalaman lain yang cukup berarti bagi Nanang adalah manakala tertarik membuka usaha baru. Kala itu, sebuah majalah menulis sebuah usaha di Solo, yakni Dunat Boys. Karena instink, Nanang pun mengontak untuk memenuhi syarat yang ditentukan. Kala itu, dana yang dibutuhkan adalah Rp. 135 juta untuk paket izin, royalti, isi dapur dan lain-lain. Secepat kilat Nanang minta nomor rekening, lalu mentransfer uang muka sebesar Rp. 10 juta. Belum melakukan sebuah kunjungan resmi namun sudah melakukan transfer memberi kejutan kepada pemilik lisensi Dunat Boys. Mereka pun bertanya, "Secepat itu percaya?"Jawab Nanang.
"Saya percaya!"
Anehnya, justru karena keberanian itu harga yang semula Rp 135 juta diturunkan menjadi Rp 98 juta tanpa pernah menawar sebelumnya."Ini memang kasus yang lucu,"kata Nanang.
Langkah lain yang cukup spektakuler dan membangun gairah perekonomian di kota Mataram khususnya adalah dengan dibukanya Bakso Kota yang berada di perempatan jalan. Tanah di perempatan Pagesangan-Mataram yang terletak antara jalan Majapahit dan Airlangga itu dulu terbengkalai. Naluri bisnis Nanang melihat lokasi yang nampak dari segala penjuru pun berpedar. Apalagi dalam sehari sangat banyak kendaraan yang lewat. Itu merupakan barometer. Belum saja pertokoan itu jadi, Nanang sudah membayar uang muka."Bisnis tak perlu banyak mikir, tetapi pakai feeling,"katanya.
Toh bukan berarti Nanang tidak pernah gagal dalam feeling."Cuma ketika sesuatu keputusan bisa diambil kita sudah menang satu langkah,"tuturnya.

09 January 2008

Kiat Menjadi Entrepreneur

Kiat Menjadi entrepreneur

Posted by Pencerahan Online in Jeda.
trackback

Jakarta- Sejumlah pendapat mengatakan menjadi entrepreuner (wirausaha) adalah bakat. Opini tersebut belakangan luruh karena dunia wirausaha bisa dipelajari asal niat dan bekerja keras untuk terus belajar. Dari definisinya entrepreuner menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang yang pandai atau berbakat mengenai produk baru, menentukan produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasi.

Sementara Raymond Kao dalam buku berjudul Defining Entrepreneurship—seperti dikutip Paulus Winarto—menyatakan, entrepreneur adalah orang yang menciptakan kemakmuran dan proses peningkatan nilai tambah, melalui inkubasi gagasan, memadukan sumber daya dan membuat gagasan menjadi kenyataan. Sedangkan enterpreunership (kewirausahaan) menurut Kao adalah suatu proses melakukan sesuatu yang baru dan berbeda dengan tujuan menciptakan kemakmuran bagi individu dan memberi nilai tambah pada masyarakat.

Definisi yang dibuat Kao menunjukkan secara jelas unsur–unsur yang membedakan entrepreneur dengan orang lain, yakni adanya gagasan baru (inovasi), keberanian mengambil risiko, penciptaan nilai tambah, dan yang terpenting, ditujukan bagi kemakmuran masyarakat luas.

Ciri seorang entrepreneur unggulan, yaitu:

  1. Berani mengambil risiko.
    Artinya, berani memulai sesuatu yang serba tidak pasti dan penuh risiko. Tentu tidak semua risiko diambil melainkan risiko yang telah diperhitungkan dengan cermat (calculated risk).
  2. Menyukai tantangan.
    Segala sesuatu dilihat sebagi tantangan, bukan masalah. Perubahan yang terus terjadi dan jaman yang serba edan menjadi motivasi kemajuan bukan menciutkan nyali seorang entrepreneur unggulan. Dengan demikian, seorang entrepreneur akan terus memacu dirinya untuk maju, mengatasi segala hambatan.
  3. Punya daya tahan yang tinggi.
    Seorang entreprenur harus banyak akal (bukan akal–akalan) dan tak mudah putus asa. Ia harus selalu mampu bangkit dari kegagalan dan tekun.
  4. Punya visi jauh ke depan.
    Segala yang dilakukannya punya tujuan jangka panjang meski dimulai dengan langkah yang amat kecil. Ia punya target untuk jangka waktu tertentu. Bagaimana tahun berikutnya, 5 tahun lagi, 10 tahun lagi, dst. Usahanya bukan letupan – letupan sesaat dan bukan pula karena latah (ikut–ikutan).
  5. Selalu berusaha memberikan yang terbaik.
    Entrepreneur akan mengerahkan semua potensi yang dimilikinya. Jika itu dirasa kurang, maka ia akan merekrut orang–orang yang lebih berkompeten agar dapat memberikan yang terbaik kepada pelanggannya.

Jadi, bakat bukanlah segalanya. Tanpa didukung kreativitas, bakat tak akan berarti. Sebaliknya, jika bakat yang kita miliki sangat sedikit, jadilah manusia yang kreatif. Caranya dengan tekun belajar dan memiliki pikiran yang senantiasa terbuka. Umumnya dengan semakin bertambahnya pengetahuan orang cenderung makin kreatif.(Disunting dari berbagai sumber)

19 November 2007

Mari kita buat PIN

Kalau kamu tertarik dengan usaha ini. Atau bagi kamu yang mau belajar sedikit tentang pembuatan PIN saya akan menjelaskan sedikit tentang aksesoris yang satu ini.

Alat-alat PIN:
1. Press PIN
2. Moulding
3. Circle Cutter
4. Kertas Foto

kalau kamu sudah memiliki alat2 diatas. Mari kita coba membuat nya...kita mulai dengan memotoh hasil desain kamu dengan cirle cutter. Setelah itu persiapkan Press pin dan moulding. Setelah di pasang, masukkan plat ke moulding kemudian gambar kamu setelah itu plastik (kalau kamu buat pin biasa) setelah itu press dengan press pin. setelah itu geser moulding kemudian press dengan pin yg ada penitinya. Selesai....selamat mencoba..

16 November 2007

Koleksi PIN pindig

Yang ini Kolesi PIN Akhwat

























yang ini koleksi PIN Komunitas









yang ini koleksi PIN Sepakbola








yang ini koleksi PIN Liga Indonesia








PIN spesial Ulang tahun








PIN spesial naruto

















Kumpulan Aneka PIN